Senin, 13 Desember 2010

LUMPUH OTAK

PROBLEM
Lumpuh otak (bahasa Inggris: cerebral palsy, spastic paralysis, spastic hemiplegia, spastic diplegia, spastic quadriplegia, CP) adalah suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir.[1]
Penyebab lumpuh otak sampai saat ini belum dapat dipastikan,[2] banyak orang beranggapan bahwa CP disebabkan oleh karena:

    Daftar isi



    Jenis-jenis lumpuh otak

    Secara umum lumpuh otak dikelompokkan dalam empat jenis yaitu:
    • Spastik (tipe kaku-kaku) dialami saat penderita terlalu lemah atau terlalu kaku. Jenis ini adalah jenis yang paling sering muncul. Sekitar 65 persen penderita lumpuh otak masuk dalam tipe ini.
    • Atetoid terjadi dimana penderita yang tidak bisa mengontrol gerak ototnya, biasanya mereka punya gerakan atau posisi tubuh yang aneh.
    • Kombinasi adalah campuran spastic dan athetoid.
    • Hipotonis terjadi pada anak-anak dengan otot-otot yang sangat lemah sehingga seluruh tubuh selalu terkulai. Biasanya berkembang menjadi spastic atau athetoid.
    Lumpuh otak juga bisa berkombinasi dengan gangguan epilepsi, mental, belajar, penglihatan, pendengaran, maupun bicara.

    Ciri-ciri

    Gejala lumpuh otak sudah bisa diketahui saat bayi berusia 3-6 bulan, yakni saat bayi mengalami keterlambatan perkembangan.
    Ciri umum dari anak lumpuh otak adalah:
    • Perkembangan motorik yang terlambat.
    • Refleks yang seharusnya menghilang tapi masih ada seperti:
      • Refleks menggenggam hilang saat bayi berusia 3 bulan
      • Bayi yang berjalan jinjit atau merangkak dengan satu kaki diseret.

    Terapi

    Sampai saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan lumpuh otak. Namun tetap ada harapan untuk mengoptimalkan kemampuan anak lumpuh otak dan membuatnya mandiri dengan terapi.
    Terapi yang diberikan pada penderita lumpuh otak akan disesuaikan dengan:
    • Usia anak
    • Berat/ ringan penyakit
    • Menimbang dari area pada otak mana yang rusak.
    Meski ada bagian otak yang rusak, namun sel-sel yang bagus akan menutupi sel-sel yang rusak, dengan cara mengoptimalkan bagian otak yang sehat seperti pemberian rangsangan agar otak anak berkembang baik. Rangsangan/ stimulasi otak secara intensif bisa dilakukan melalui panca indera. Salah satu cara adalah dengan Compensatory Dendrite Sprouting yaitu rangsangan agar dendrit tersebar dengan berimbang.
    Beberapa orangtua yang memiliki anak penderita lumpuh otak mengaku berhasil mengoptimalkan kemampuan anaknya lewat metode Glenn Doman . Metode ini digunakan untuk anak dengan cedera otak berupa patterning (pola) untuk melatih :
    • Gerakan kaki dan tangan (merayap, merangkak)
    • Menghirup oksigen (masking) untuk melatih paru-paru agar membesar.
    Sejak tahun 1998, lebih dari 1700 anak cedera otak mengalami perbaikan cukup berarti setelah melakukan terapi ini.



    bukti ilmiah tentang terapi lumpuh


    Sebuah penelitian Universitas California di Irvine menunjukkan untuk pertama kalinya kalau sel batang syaraf manusia dapat memperbaiki mobilitas dalam kasus cedera tulang belakang kronis pada tikus. Hal ini memberi janji pada penyembuhan penderita cedera tulang belakang pada manusia.
    Kemajuan sebelumnya dalam penelitian sel batang telah berfokus semata pada cedera tulang belakang akut, yaitu cedera yang baru saja terjadi, paling lama beberapa minggu semenjak kejadian. Hal ini terutama karena pemberian obat pada saat-saat awal ini dapat membawa pada penyembuhan fungsional tertentu.
    Studi UCI, walau begitu, melakukannya pada terapi yang dapat memperbaiki mobilitas pada tahap kronis, periode setelah cedera tulang belakang disertai dengan pendarahan, telah menjadi stabil dan mencapai tahap yang sulit disembuhkan. Penelitian oleh Aileen Anderson dan Brian Cummings dari Pusat Penelitian Sel Batang Sue dan Bill Gross ini memberikan obat pertama bagi cedera yang belum ada obatnya sampai sekarang. Laporannya dapat diakses di link berikut, dimana anda bisa membaca sendiri secara langsung laporan ilmiahnya : Human Neural Stem Cells Differentiate and Promote Locomotor Recovery in an Early Chronic Spinal coRd Injury NOD-scid Mouse Model
    Metode yang dipakai tim Anderson-Cummings adalah menanamkan sel batang syaraf manusia pada tikus yang telah mengalami cedera tulang belakang sejak 30 hari sebelumnya. Cedera kronis ini menyebabkan paralisis kaki belakang. Dengan kata lain, kaki belakang tikus tersebut sudah tidak berfungsi lagi. Sel batang yang ditanamkan itu kemudian berdiferensiasi menjadi sel jaringan syaraf, seperti oligodendrosit dan neuron dini, dan bermigrasi ke lokasi cedera tulang belakang. Tiga bulan setelah penanaman, terjadi hasil yang mengesankan. Kaki belakang tikus tersebut telah dapat digerakkan. Ia mampu berjalan dalam dua pengujian fungsi motorik saat dibandingkan dengan kelompok kontrol.


    Sel batang syaraf manusia yang ditransplantasi pada tikus tumbuh menjadi sel jaringan syaraf, seperti oligodendrosit. (Credit: Brian Cummings / UCI)
    “Penggunaan sel batang syaraf manusia adalah pendekatan terapi yang baru dan memberi banyak janji medis bagi cedera tulang belakang,” demikian kata Anderson, profesor farmasi, rehabilitasi, anatomi dan neurobiologi UCI. “Studi ini dibangun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan pada fase cedera akut dan menawarkan harapan bagi mereka yang telah lama menderita fungsi motor yang lumpuh.”
    “Sekitar 1.3 juta orang di AS menderita cedera tulang belakang,” tambah Cummings, profesor farmasi, rehabilitasi, anatomi dan neurobiologi di Universitas yang sama. “Studi ini memberikan memberikan bukti tambahan kalau sel batang syaraf manusia dapat menjadi obat bagi penyakit demikian.”
    Penelitian ini telah dirintis semenjak tahun 2002 dalam sederetan penelitian yang dibantu oleh perusahaan StemCells Inc. Deretan penelitian ini berfokus pada penggunaan sel batang syaraf manusia yang diproduksi StemCells untuk pengobatan cedera tulang belakang dan telah membuahkan sejumlah laporan penelitian.  StemCells Inc sendiri adalah perusahaan yang berbasis di Palo Alto, California. StemCells merupakan perusahaan yang aktif dalam melakukan penelitian, pengembangan dan komersialisasi terapi sel batang untuk dimanfaatkan dalam penelitian berbasis sel batang maupun pencarian obat jenis baru.
    Menurut wakil presiden dan kepala program sistem syaraf pusat StemCells Inc, Dr. Stephen Huhn, “data pra klinis yang kokoh telah kami kumpulkan selama delapan tahun dan kami yakin kami akan mampu melakukan transisi ke percobaan klinis langsung, yang kami rencanakan mulai tahun 2011.”
    Peneliti lainnya adalah Desiree Salazar dari Universitas California di San Diego, Nobuko Uchida dari StemCells Inc, dan Frank P.T. Hamers dari Pusat Rehabilitasi Tolbrug di Hertogenbosch, Belanda. Dukungan dana juga berasal dari Lembaga Kesehatan Nasional AS dan Lembaga Dukungan Medis Regeneratif California.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar